Bagikan!

SAJAK PERTOBATAN

Sedalam kenangan yang kutanam bersama jejak angin, sedalam itu pula hati menggapai
menggali kesejatian jernih air mata.

Biar meronta, menerjang, dan terluka.

Karena hanya dalam kebeningan aku dapat bercermin memandang
Sayu mata pendosa di wajahku.
Dan di altar tanpa berhala, tanpa patung dewa, kupersembahkan air mata.
Memuji Dia yang Meliputi eksistensiku dengan Dzat-Nya,
sambil bernyanyi menari dalam hening, pekat!

0 comments:

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda